Sebelumnya kami akan memperkenalkan diri, kami dari Kelompok 6 terdiri dari
Ketua : Wildan Nasri .I
Anggota :
Dinda Muthia
Juan Nick .I
Pradissa Putri .P
Kami kelompok 6 akan menjelaskan tentang Kabupaten Sumedang, yang terdiri dari :
1. SDA ( Sumber Daya Alam )
2. Perekonomian
3. Pemerintahan
4. Sosial Budaya
Kabupaten Sumedang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah kecamatan Sumedang Utara, Sumedang, sekitar 45 km Timur Laut Kota Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Indramayu di Utara, Kabupaten Majalengka di Timur, Kabupaten Garut di
Selatan, Kabupaten Bandung di Barat Daya, serta Kabupaten Subang di Barat. Kabupaten
Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan
kelurahan. Kota ini meliputi kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan.
1. SDA Kabupaten Sumedang
Bila dilihat dari letak geografis tersebut, Sumber Daya Alam
yang dapat dimanfaatkan di antaranya adalah : Sungai, Hutan, Mata Air
Pegunungan, Air Panas Mineral, Panas Bumi Gunung Tampomas, Tambang Mineral,
Danau / Waduk, dan lain-lain.
Sumber Daya Alam tersebut dapat dimanfaatkan menjadi Sumber
Daya Energy dan sumber daya lainnya sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat.
Salah satu sumber daya alam di Sumedang yang dapat dijadikan
sebagai sumber daya energy adalah Sungai.
Di wilayah Sumedang terdapat beberapa sungai yang potensial
sebagai sumber energy karena memiliki debit air yang cukup besar, salah satu di
antaranya adalah Sungai Cimanuk yang melintasi 3 kecamatan (Wado, Darmaraja dan
Cadasngampar), yang kini sedang dibangun Bendungan/waduk Jatigede.
Dengan dibangunnya Waduk Jatigede tersebut nantinya
diharapkan akan diperoleh listrik sebesar 4×35 MW yg dijual kepada PLN. Namun
sayangnya pemilik Pembangkit Listrik tersebut bukan Pemda Sumedang, melainkan
Otorita Jatigede (suatu badan usaha milik negara) yang khusus mengelola Waduk
tersebut.
Waduk serbaguna Jatigede (multipurpose dam) nantinya akan
menghasilkan uang dari penjualan Listrik ke PLN, penjualan air baku (bahan air
minum) ke PDAM dan air untuk Irigasi. Akan tetapi semua penghasilan itu bukan
menjadi PAD Kab. Sumedang melainkan milik Otorita Jatigede, sehingga lagi-lagi
Sumedang tidak mendapatkan penghasilan dari penjualan tersebut melainkan hanya
sedikit saja seperti Pajak Pendapatan dan Pajak Bumi dan Bangunan.
Atas dasar tersebut di atas, nampaknya Pemerintah Daerah
Sumedang kini jangan hanya pasrah pada keadaan(nasib), melainkan harus sedikit
berpikir “cerdas” bagaimana mendapatkan penghasilan asli daerah untuk
kemakmurkan masyarakat.
2. Perekonomian
Kabupaten Sumedanag adalah salah satu
kabupaten yang berada di bawah pemerintahan Propinsi Jawa Barat. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 1.522,2 Km2 dengan 26 kecamatan yang ada di dalamnya.
Jumlah populasi yang ada mencapai 1.091.674 dimana 545.740 jiwa adalah wanita
dan 545.934 jiwa adalah pria. Struktur pendidikan masyarakat setempat tidak
berbeda jauh dengan kabupaten lain yang ada di Jawa Barat. Sekitar 2,1 persen
penduduknya yang menikmati pendidikan tinggi. Mereka yang telah lulus
pendidikan SLTA hanya 11,5 persen.
Pertanian adalah mata pencaharian utama
penduduk Kabupaten Sumedang. Daerah ini terkenal dengan hasil padi. Jumlah
produksi padi di Sumedang mencapai 408.643 ton dimana hasil padi sawah mencapai
388.981 ton sedangkan hasil padi ladang mencapai 19.622 ton pada tahun 2006.
Produksi padi menyebar secara merata di semua kecamatan. Kecamatan penghasil
padi sawah terbanyak adalah Kecamatan Buahdua dan Cinggeang. Sedangkan
penghasil padi ladang terbesar berasal dari Kecamatan Jati Gede dan Tomo.
Selain itu Sumedang juga penghasil
palawija. Jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedelai dan kacang tanah
juga ada di dalamnya. Produk palawija terbesar adalah jagung dengan jumlah
panen pada tahun 2006 mencapai 44.600 ton. Produk jagung banyak terdapat di
Kecamatan Tanjung Sari dan Cibogel. Adapun produk palawija lainnya yang juga
memiliki hasil melimpah adalah ubi kayu. Produk ini banyak dihasilkan dari
Kecamatan Cibogel dan Jati Nunggal.
Kabupaten ini juga kaya akan sayuran. Mulai
dari cabe merah, bawang merah sampai dengan cabe rawit terdapat di sana. Produk
sayuran terbesar adalah kubis dan ketimun. Panen kubis pada tahun 2006 mencapai
74.410 ton dan ketimun mencapai 33.004 ton. Kubis banyak terdapat di Kecamatan
Asukasari dan Pamulihan. Sedangkan ketimun banyak terdapat di Ujung Jaya dan
Sumedang Utara.
Sumedang juga kaya akan buah-buahan,
perkebunan dan juga peternakan. Produk buah terbanyak adalah pisang dan salak.
Output pisang mencapai 99.369 ton yang terkonsentrasi di Kecamatan Buahdua dan
Paseh. Sedangkan salak banyak terdapat di Conggeang.
Ternak besar terdiri dari Sapi, Sapi Perah,
Kerbau dan Kuda. Ternak Sapi lebih disukai dari pada ternak lainnya. Populasi
Sapi di Sumedang mencapai 29.840 ekor. Sapi banyak terdapat di Kecamatan
Jatigede, Jatinunggal dan Pamulihan. Untuk ternak kecil, Domba lebih disukai
dari pada Kambing. Populasi Domba merata hampir di semua Kecamatan. Domba
terbanyak terdapat di Cimanggung dan Pamulihan. Untuk ternak unggas, Ayam Buras
lebih di sukai dari pada Ayam Ras dan Itik. Populasi Ayam Buras mencapai
956.980 ekor.
Untuk perkebunan, Sumedang merupakan daerah
penghasil banyak jenis tanaman kebun seperti aren, cengkeh, jahe, kelapa dalam,
kelapa hibrida, kapuk, lada kopi, melinjo, tebu dan tembakau. Jenis perkebunan
yang menghasilkan output terbesar adalah kelapa dalam dan tembakau. Output
kelapa dalam rata-rata pertahun berkisar 15.476 ton. Sedangkan tembakau
mencapai 16.704 ton. Kelapa dalam terdapat hampir di semua kecamatan sedangkan
tembakau banyak terdapat di Kecamatan Jatigede.
Kontribusi ekonomi terbesar yang ada di
Sumedang berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi sektor
ini mencapai 27 persen dengan nilai ekonomi mencapai Rp 1,2 trilyun. Adapun
kontribusi PDRB dari lainnya berasal dari sektor industri. Kontribusi sektor
ini mencapai 16 persen dengan nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp 766 milyar.
Industri besar banyak terdapat di Cimanggu. Cimanggu merupakan lokasi strategis
untuk industri karena letaknya yang berbatas dengan kabupaten Bandung. Untuk
industri berskala kecil dan sedang banyak terdapat di Kecamatan Tanjungsari.
Kecamatan ini juga menjadi pusat industri kecil dan sedang
karena lokasinya berbatasan dengan
Kabupaten Bandung.
3. Pemerintahan
Pemerintahan kabupaten sumedang yang di pimpin oleh bupati
yang bernama h. Ade Irawan. Bupati ni
bekerja tidak sendirian, ia dibantu oleh sekretariat daerah, sekretariat dprd, dan staf lainnya. Kabupaten
sumedang juga mempunya peraturan daerah sendiri.
Struktur
Organisasi Perangkat Daerah Kab. Sumedang
- Sekretariat Daerah
- Sekretariat DPRD
- Dinas Pendidikan
- Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
- Dinas Peternakan dan Perikanan
- Dinas Kehutanan dan Perkebunan
- Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
- Dinas Pekerjaan Umum
- Dinas Pertambangan Energi dan Pertanahan
- Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan
- Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
- Dinas Pendapatan
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
- Badan Kepegawaian Daerah
- Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
- Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
- Badan Ketahanan Pangan
- Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
- Badan Lingkungan Hidup
- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
- Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
- Inspektorat Kabupaten
- Kantor Arsip Daerah
- Kantor Perpustakaan Daerah
- Satuan Polisi Pamong Praja
- Kecamatan
- Kelurahan
4. Sosial Budaya
Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
sosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila ditunjang oleh
tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik pula. Pada Tahun 2008
jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Sumedang tercatat sebanyak 5.522 buah
sarana ibadah Agama Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola.
Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 4 buah Gereja, 10 Kuil
/ Pura dan 3 buah Vihara. Sarana peribadatan mesjid, langgar dan mushola
tersebar hampir merata di seluruh kecamatan, kecuali untuk Gereja hanya ada di
kecamatan Sumedang Selatan dan Jatinangor, Vihara di Kecamatan Jatinangor dan
Kuil / Pura berada di Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.